Saturday, June 26, 2010

Indonesia Kreatif Beneran

Pagi hari ini sampai siang tadi saya datang ke Pameran Industri kreatif di JCC, saya menyaksikan berderet deret produk dan inovasi yang benar benar kreatif bahkan kalau gila adalah istilah diatas kreatif yang positif juga maknanya saya akan sebut saja gila. 50 meter saja dari pintu masuk saya sudah dibuat terbelalak dengan 2 suguhan dari mahasiswa Binus dan ITB, yang satu (Binusian) memamerkan kontrol komputer dengan gerakan mata, sementara yang lain  (ITB) menyuguhkan games interaktif Tari Saman menggunakan sensur tepuk yang tertanam dikostum tari.Dua ide gila ini amat relevan, berpotensi untuk komersialisasi dan canggih bukan kepalang.

Selanjutnya saya terbelalak menyaksikan desain batik menggunakan fractals, inipun tidak kurang gila karena fractal yang dibuat bukan sekedar desain sureal, namun di tumbuhkan dari repository ratusan mungkin ribuan database visual ornamen batik nusantara, saya berbincang dengan account managernya dan punya niat untuk ikut belajar dan mencoba sesuatu dihari nanti. Tak hanya dari sisi visual telinga kita pun dihibur denga nbebunyian gending natural buah dari maha karya jenius made in depok, yang lahir dari tabung logam tersusun melodius yang berbunyi seketika tertiup angin.

Garment memang industri yang amat kontekstual dengan potensi Nusantara, namun kreativitas ternyata tak berhenti pada desain sayapun di buat semakin terkagum dengan model bisnis baru yang ditanamkan gantibaju dan mahanagari, yang pertama sangat fokus pada komunitas, mendayagunakan komunitas designer dengan monthly prize dan royalty nya, plus ide bersinergi dengan web 2.0 melalui websitenya dan social media. Sementara Mahanagari mengkapitalisasi potensi parawisata kota Bandung, sekaligus membuat beragam media yang menjalin benang merah dengan tema wisata itu.

Last but not least adalah sebaris stand dari SMK, ya Sekolah Menengah Kejuruan yang tampil dengan beragam ketrampilan yang solid, mulai dari jejaring produksi Laptop dan Proyektor ber merk Esemka, hingga beragam produksi lyak jual lainnya. Tak ada keraguan bahwa kualitas Esemka jauh lebih baik ketimbang STM jaman saya SMA dulu.

Dengan beragam kreatifitas ini saya optimis bahwa negri kita punya potensi dan layak tumbuh berkembang menembus pasar global, pemerintah dan swasta harusnya mnenindaklanjuti ide ide tulus dan gila yang lahir dari rahim dunia pendidikan, inventor, dn pegiat UKM, yang terinspirasi oleh lingkungan dan ilmunya dan mendapat ilham dari Tuhan. Industri kreatif bukan sekedar secondary potential, harusnya kita bergegas jadikan ini core competence kita juga.

Friday, June 25, 2010

Sekarang

Kekinian adalah realitas yang subtil, namun kekhawatiran kita untuk masa depa membuat diperlukannya obyektifikasi cara pandang terhadap situasi sekarang. Sebaliknya ketidak nyamanan dan kegalauan terhadap pengalaman aktuil membuat kitapun kehilangan kejernihan pandang.

Saatnya kita mencoba menggunakan logika tak biasa yang namanya perspektif renungan sejarah, jika kita bisa mengingat ngingat masa lalu, nuansa pikir saat itu, apa yang kita rasa dan bayangkan tentang masa depan yang tak lain kita tahu adalah sekarang, apakah yang sebenarnya tak kita duga, sejauh mana deviasinya, dan apa saja jikalau jikalau yang perlu kita lakukan yang dapat menggeser deviasi sejarah menjadi kenyataan yang berpihak pada kondisi ideal?.

Tentu selalu ada sedikit deviasi, apakah mikrospokik bahkan gigantik. Kesenjangan antara harap cemas dengan realitas menimbulkan pengalaman depresif, terima saja dengan paham hidup yang tak mungkin linier namun dinamik. Bahwa kehidupan adalah proses pembelajaran panjang yang sudah pasti harus dilalui, dan guru tama adalah pengalaman dan penghayatan terhadap pengalaman itu.

Selanjutnya tentu dibutuhkan proses reinventing the vision yang tak lain adalah sekedar keberanian kita untuk meletak ulang bayangan masa depan yang realistik dan optimistik. Kedepan kita akan menjadi dan mewujud, sebuah bayangan transparan yang jujur, yang tanpa pretensi harus di tegakkan didepan kita untuk dijalani, kemudian di jadikan.

Sejak Sekarang.

Monday, June 21, 2010

The King of Duck

I come again to this place, located in the central business area of jakarta, place of mingle glowing with the prosperity symbols. Especially this wide corner they call it hang out cum eat place, chinese they do serve, those duck grilled with honey taste lick-able seasoning made me worry. How come i can stop my body to expanding, those cholesterol hike make me wanna stop.

I just pick carrot juice as opener, i don't take french style dining manner, just consider my blood rate as my reference, yes they paid for it but i have all the right to choose, they invite me anyway. I wish i own and run this place so i can come here every day, not for eating, just to watch people stay in the table and wait those dishes come one by one like a parade.

The sound of spoon and fork meeting those plates like a music, it sounds jazz sometimes but in the other day it will appear as mozart symphony, the harmony of chaos. Those french wannabe can not compete with such natural way of dining, people take everything available on the table, and digest it at the speed of conversation.

I hate this place since it can ruin my savings sometimes, but for today i just keep on worry on my stomach (it always happen before and after the meals) and for now while i am eating, i just pay my respect to those slaughtered duck who bring us pleasure and can not wait to be here again.

bon appetit

Friday, June 18, 2010

Keren

Menjemput Humam di klub bulutangkis nya membuat bangga, melihat dia sudah besar bergabung dengan kumpulan yang lebih banyak dan lebih besar. Aktivitas fisik yang dijalani anak energik ini di rumah memang kurang, amat sangat tidak memadai. Itulah maka ia terlihat begitu excited, melakukan semua drill training, push up, pull up, shit up, lari, loncat, dan berbagai aktivitas diikutinya dengan senang.

Pelatihnya Pak Pram sempat bilang betapa semangatnya Humam hari ini, mengingatkan saya ketika bertemu gurunya miss olga di doha, yang bilang hal yang sama menggaris bawahi kesenangan anak ini berhitung dan membaca. Dan kini disaat Humam memasuki aktivitas baru yang lebih fisikal, maka betapa senangnya saya karena dia mengawalinya dengan baik.

Kalau ada waktu saya pingin menjemput dan menyemangatinya setiap ada kesempatan, setiap saat dia stretch potensi dirinya yang meluap luap itu. Masa kanak kanak nya terasa amat singkat , hanya beberapa tahun kesempatan kami orang tuanya untuk memanfaatkan masa kecil ini supaya bisa berharga untuknya, untuk melangkah ke masa depannya kelak.

The Science of Nothingness

To digest the meaning in our life experience we may use so many route to contemplate, sometimes i do it through self talking, on the other occasion i just read the relevant text and then eureka !! the meaning struck me. At this moment meaningful interaction and discourse may become more engaging to do. Text can be made of plain text, it is also can be materialized through many forms including hyper text or even video text. Thats why media potentially bring a lot of impact to self and society.

Lately in Indonesian being struck by another flash light, the text form was porn, and the actor was truly media frenzy public figures. At the first it was originated by hypertext web 2.0, and then the propagation of public crack become totally crack down after find it way through terrestrial free media. Indonesia as one of the most populated country right now is already free, but the nation root to tradition avoid people on discussing sexual matters in public (besides health and marriage), what really happened the demand is so big and the supply is uncontrollably wrong.

Who can control internet ? nobodies. And so here in Jakarta the internet spreading those inappropriate imagery, and the conventional media become catapult to falsely spread those explicit material to innocent children and youngsters while justifying those who make this problem at the first time.

I still believe freedom can balance it self, but lately the balancing power still lies in the unworthy. Moral like have no place and authority, believe is relative and people can interpret and spread any meanings as they will. I still worry about the pandora of freedom, since media runs not by itself or not commanded by heart, the monetary benefit of such still occupy the rest.  

Saturday, June 12, 2010

Trust

Running business is not an easy adventure, its a venture of course, but beyond monetary things, people side of such business become more important, especially in the service business. Our customer is not our only focus before that we should treat our people inside the business and our partners humanly. I believe the key for that is trust and before gaining such luxury of trust we should try to build the building blocks of warm relations.

Five years a go i spent a week of my leave get in to the business of two entrepreneur, both are mature in the way they run people, they have a huge business built from scratch mainly using their personal reputation and hardwork. later i met a marketing director of one of the biggest IT co, he  also become a man of comfort giving us a sense of friendship beyond the technical nitty gritties, along our conversation he always avoid talking about the business he just made our lunch as a place to escape, in chinese customs people have to finish their food and talk about anything else before start 15 minutes business conclusion.

Trust become main ingredients, after that everything necessary will follow, will go through the right path as they should be.

Thursday, June 10, 2010

Do we have to ?

Do we have to crawl under the pole of hope ?
There is no such urgency of falling

There is no such rush in blood to join
I dont want to dance with your tunes anymore

I read the way you lead i read it loud
grabbing your rope and draw you inside
deep and getting deep
see...you fell under my spell
the switching cost for you so high

Do we have to dance together ?
now the call is yours to make !

Friday, May 21, 2010

Calculated or Exaggerated ?

We calculate by our mind, and sometimes by our heart. To get sober in calculating things we must depend on how true we are to our self. There is why sometimes counting numbers can lead to represent as greater than is actually the case; overstated.

I believe that before we count we must know what will be the consequences, since fail to count will lead to the failure it self. Numbers being communicated as a message transmitted to the audience, sometimes the number crunchers lie to get more attention, or talk more than what should be represented. People exaggerate the value of things they haven't got: everybody worships truth and unselfishness because they have no experience with them. Or on the other way around they may have all the experience , but never get caught.

Or just like Gibran said that exaggeration is a truth that has lost its temper.  

Thursday, May 20, 2010

Never Mind

The can do attitude become a behavior that lack from my week end, ussually i am deeply in love with homey surroundings, sound of birds, smell of earthly soils, feels of grass on my legs, and mainly conversations with folks at home. I kinda feel lazy of outing, people have to drag me out of my bed or sofa.

There is a love and hate relationship between me and my car, i love my ride while working and like to get rid of him on those holidays and weekends, thats why last week he was angry at me when he just stop the battery and stop dead in the basement of the office. I also hate my notebook, thats why i never take him back home, i just sunk him out every day, so obvious that every day end he don't want to be shut down, daily quarrels happening between me and this lousy vaio (just wait until i found my soulmate ...the iPad)

The subliminal of hatred happening between me and those symbols of working days, do i get bored with my daily routine like just everybody else ? and deep inside missing our family of joy and happiness ?

I want to volunteer to become a white mice of any mobile working trials .... any body care to hire ? or a just wanna take a short leave.

Wednesday, May 19, 2010

The Angel Dragon

Kerumitan ekonomi belakangan ini menempatkan para investor atau investment bankers sebagai biang keladi, namun sulit menafikan tumbuhnya ekonomi tanpa adanya investasi. Disamping para investor begundal yang hanya asik mempermainkan angka, ada pula sisi wajah lain yang lebih ramah manusiawi, mereka dikenal sebagai angel investor.

Angel investor istilah yang sudah lama dipakai, awalnya dulu populer di bisnis seni pertunjukan, produksi teater broadway tahun 70 an banyak di sokong oleh para malaikat ini. Istilah angel dipilih karena biasanya investor model begini masuk disektor riil menggunakan uang pribadinya, bukan pat guli pat alias galibang tulobang ;). Mereka tak lagi haus pure monetary return tapi sudah mencari value yg lebih dari investasinya, maka tak jarang mereka berperan sebagai mentor sibuk membimbing para entrepreneur tumbuh.

Di beberapa negara maju, statistik bisnis tak lagi melihat berapa populasi entrepreneur, belakangan  populasi angel investor menjadi faktor yang penting, seperti di inggris saja tercatat 6000 angel investor. Salah satu kemunculan di media ditampilkan di BBC, dalam reality show Dragons Den, 5 orang angel investor meng 'audisi' para entrepreneur yang berusaha meraih minat mereka untuk berinvestasi.

Dragons Den, memposisikan para angel investor dengan istilah yang menyeramkan, dan memang dalam program ini para 'Angel' bermutasi menjadi 'Dragon' menguliti habis bahkan menyerang para entrepreneur itu. Di A.S reality yang sama muncul dengan judul baru yang tak kalah seramnya: The Shark Tank. Setelah menyaksikan beberapa episode kedua acara tersebut saya melihat betapa penting investasi dibedakan dengan filantrophy, kritis dan agresifnya para angel investor tetap dibutuhkan dalam proses objektivikasi peluang bisnis yang di presentasikan. Toh meski negosiasi terkadang sangat menegangkan dan pedas, namun selalu para 'Dragon' dan 'Sharks' itu melepaskan majority share untuk tetap dipegang oleh si entrepreneur, artinya dilubuk terdalam mereka tetaplah 'Angel'.

Bisnis membutuhkan passion untuk berkembang, namun passion itu terkadang menjelma menjadi rasa memiliki yang emosional yang tak lagi obyektif, dibutuhkan orang lain untuk melihat dan merespon secara jernih, terkadang nilai dari kejernihan ini lebih mahal dari uang, dan inilah yang membedakan para angel dengan para spekulan haus darah.

Tuesday, May 11, 2010

stupid Me

Perumpamaan gelas kosong yang siap diisi selalu menjadi kisah yang diucapkan guru kepada murid untuk menyampaikan bahwa ketulusan dibutuhkan untuk melibatkan diri pada proses belajar. Di militer istilah pengosongan menjadi nyata ketika diawal pelatihan militer si calon prajurit di drill dan di tekan untuk melepaskan nilai nilai laten guna masuk ke sistem nilai baru yang baku.

Tentu saja kita tak boleh berhenti di tahap 'pengosongan' tahap logikal selanjutnya adalah tentu saja  'pengisian'. Dalam proses pengisian saya percaya pada laku repetitif, konsisten dan berkelanjutan. Kerja otak manusia yang unik membedakan otak itu dengan sistem memori komputer yang kumulatif, mekanikal dan rigid. Lihat saja Kumon yang menerapkan repetisi dan variasi sebagai upaya penanaman ide aritmatik.

Kini setiap pagi saya memilih melakukan ritual unik, ritual menanamkan kesadaran betapa polos dan bodohnya saya, semata mata untuk membuka hari dengan kesiapan menerima pengalaman hidup sebagai rangkaian proses belajar dan ikhtiar meniti kesadaran, lalu menutup setiap harinya itu dengan kepingan hikmah yang baru.

Monday, May 10, 2010

BoP : Fighting poverty with profitability

Belum lama ini Prof. Prahalad meninggal dunia, penulis Fortune at The Bottom of the Pyramid wafat dengan meninggalkan wasiat bahwa orang miskin yang digolongkannya berada di dasar piramida konsumsi sebenarnya adalah pasar yang layak untuk di garap.

Istilah BoP (Bottom of The Pyramid) jauh hari diperkenalkan oleh Roosevelt dalam salah satu magnum opus speech nya. Sebelum wafatnya sang Presiden (Kenapa kok insight begini selalu lahir diujung usia ? karena mereka sudah mencapai puncak piramida maslow-kah ?) mencoba menggaris bawahi bahwa betapa potensi ekonomi yang besar di dasar piramida perlu di dekati dengan pendekatan Bottom Up bukan Up to Bottom apalagi Trickle down.

Prahalad yang menggunakan pendekatan Developmental meyakini bahwa low income class sekarang adalah middle class masa mendatang, jadi para penghuni dasar piramida ekonomi perlu dilihat tak sebagai obyek charity, perlu dipandang potensinya, diberi kail dan di kembangkan sebagai wirausaha kecil kecilan untuk tumbuh terus. Prahalad melihat bahwa dengan melayani kebutuhan kaum papa dapat dikembangkan juga bisnis untuk mengentaskan mereka dari kemiskinan.

Salah satu bisnis model yang kemudian terlihat sukses adalah strategi minutes factory yang di jalankan secara konsisten oleh Bharti Airtel, pemain GSM terbesar di India. Upaya bharti untuk lebih memperhatikan AMPU ketimbang ARPU melalui upaya merasionalkan Cost, dan mengefektifkan performansi melalui peningkatan Volume sebagai multiplier dari AMPU kemudian menempatkan Bharti sebagai rujukan betapa low end market di industri seluler adalah segmen yang menguntungkan.

Yang luput dari pandangan bahwa distribusi seluler menggerakan usaha kecil isi ulang seperti di Indonesia, membuka banyak layanan pendukung lain, dan mengaktifkan perdagangan dengan entry barrier rendah di kalangan masyarakat luas di seluruh pelosok India, dan Indonesia.

Saturday, May 8, 2010

Its a Beautiful Day

...................

"What you don't have you don't need it now !"

U2

Friday, April 30, 2010

Couch Potato

Hadirnya HTML.5 dan semakin kuatnya afinitas kearah pengadopsian Teknologi Broadband fase generasi terbaru seperti HSPA, LTE dan EVDO rev B, belum lagi masa depan TV digital dengan DVBT semakin memberikan angin konvergensi multimedia ke dalam Internet, belakangan Google pun akan masuk dengan akan dilaunchnya perangkat google tv, TV berbasis OS android yang memungkinkan interface internet dan multimedia diakses dengan format memirsa televisi menggunakan keyboard sambil menghenyakkan diri di sofa empuk.

Demikian juga dengan konten, kini berbagai inovasi model bisnis mutakhir pasca TV Terstrial dan TV Kabel mulai diperkenalkan. Setelah era youtube, belakangan konten mengalir ke konsumen diperantarai oleh channel online milik media moghul (hulu.com), juga format brick'n'click yang menggabungkan digital conviniency, dengan pola rental klasik seperti yang ditawarkan netflix. Bahkan konsol game pun seperti sony psp, Wii dan XBox pun sudah bermutasi tak sekedar menjadi sarana permainan, kini mereka pun masuk menjadi kanal distribusi konten entertainment.

Industri elektronika konsumsi bergerak menyajikan fitur yang fenomenal, LED 3D yang semakin lebar, semakin tipis dan makin real. Pun ESPN yang berencana menampilkan piala dunia dengan format 3D, youtube mulai menampilkan konten 3D High Definition. Belum lah lagi Ultra Thin Window Walls TV, yang akan sangat lebar sekaligus sangat terlihat nyata seperti melihat ke jendela rumah kita. Ditambah juga dengan disempurnakannya HD TV menjadi Ultra Definition TV berkemampuan zooming.

Jika ruang keluarga kita semakin nyaman, waktu orang menyaksikan TV masa datang equals to Menonton TV + Waktu Baca Koran + Waktu browsing Internet + Main Game dll , maka time spent untuk menonton TV akan bertambah, agaknya ada peluang Industri indonesia memanfaatkan laju perubahan ini . Opportunity justru ada di konten kreatif nya, karena konteks budaya, bahasa, selera, dan mimpi adalah diferensiasi utama, atau berpuaskah kita hanya bermain di suplai kudapan lezat pengganti popcorn atau sekedar di industri furnitur Sofa Ultra nyaman pesaing Lazy Boy ?.

Industri kreatif  berpeluang bergeliat kearah menjadi Tuan rumah yang ramah buat pasar domestik maupun regional. Saatnya sekarang

Thursday, April 29, 2010

Is the losing game

Before we agree on how to value it
just remember one way or another
that giving is the only thing that matter
we are fool if we just wait to be served by the other
since loosing what we bare truly to our lover

To you the three jewel of my heart
I bow and offer you my self
your cry will be the sword slashing
your smile is the ray lightning

Love you all from this night till morning
at every beat of my merry heart in waiting

.....................

Membaca Humam Membaca

Belakangan saya menyaksikan deminishing of  passion humam membaca, setelah sukses menarik perhatiannya ke lego blocks, beberapa simulator di PC, Wii, dan aktivitas fisik, Humam mulai mengalami penurunan minat 'aca uku' (kata ini di sebut humam sejak dia baru mulai bicara)

Agak sedih, namun peristiwa ini perlu disikapi dengan aksi progresif revolusioner. Jadilah saya bersiasat untuk merangsang tumbuhnya minat baca Humam lagi. Kali ini saya ajak dia melihat website nya Kidzania, berbagai aktivitas tersaji dalam pola role playing, Humam memilih Pilot, dan Pembalap (so obvious), keinginannya besar untuk ke sana. Nah lalu saya kasih challange, kalau Humam bisa baca buku minimal 3 buku sehari, ok lah kita ke Kidzania. Tentu buku buku yang relevan dengan pilihan perannya itu, kebetulan buku tentang pilot dan mobil balap kita punya. Oh ya biar tambah seru saya juga akan membaca ulang buku buku itu sebelum tidur malam harinya.

Walhasil beberapa hari sempat Humam semangat membaca buku, tapi belakangan kembalilah ia ke Habit yang sudah terbentuk. Terkadang sepulang kantor saya lupa mengajak dia membaca bersama, sehingga agak loose kontrak belajar kita itu.

Memang Habit, kalau di hapus huruf awal H nya masih ada a Bit, kalau a kecil itu di hapus juga masih tersisa Bit, kalau B nya di buang masih ada kata it.......wow butuh stamina untuk konsisten

Malam ini kita coba lagi ya nak'

Wednesday, April 21, 2010

Sejarah berulang-ulang

Tulisan kali ini saya klasifikasikan sebagai coretan tentang data telekomunikasi di Kampong Indonesia, beberapa informasi sudah tak mutakhir namun kenyataannya itulah realitas paling akhir data yang kita punya, dibuang sayang.

Misalnya saja ternyata Pemerintah bilang bahwa teledensitas seluler sudah 62% tahun 2008, sementara fixed wireless masih 10%, dan PSTN 4%. Tentu telekomunikasi agak kesulitan menjangkau populasi yang totalnya sudah 228 Juta. Kondisi bahwa blackout telekomunikasi mungkin saja dialami di daerah rural terutama masyarakat berpenghasilan kecil, ada 172 Juta populasi yang spendingnya dibawah 200k sebulan.

Program USO 'Desa Berdering' dan 'Internet Kecamatan' diarahkan untuk menggarap pasar yang commercially unjustified, sementara kompetisi akan semakin intens di kota besar, dan Cluster ekonomis lainnya.

Broadband yang belakangan masuk pasar Indonesia memiliki peluang untuk tumbuh lebih besar lagi, kini penetrasi BB masih rendah (dibawah 1%), room for growth yang amat luas untuk pengembangan layanan baik konten maupun aksesnya. Konsumsi bandwidth kini telah dominan dimanfaatkan untuk messaging, gaming, browsing dan akses social media; masih banyak wilayah lain yang belum tergarap seperti video, business,  education dan berbagai vertical apps maupun komunitas lainnya.

Ketersediaan akses akan semakin bervariasi dan meluas, berlimpahnya supply ini akan membuat siklus penurunan tarif pasca kompetisi (price war), kembali menguntungkan konsumen dan masyarakat luas. Dorongan akseptabilitas cohort; dimana generasi yang lebih muda memiliki affinitas konsumsi bandwidth yang lebih besar akan dirasakan pengaruhnya dalam peningkatan demand terhadap layanan maupun konten.

Skenario transisi fixed to seluler, kedepan akan berulang seketika Wireless Broadband menuai critical mass nya.

Thursday, April 15, 2010

Tea Party

Dalam tulisan ini saya akan membebaskan kata 'Tea Party' dari konteks sejarah dan politik nya, dan lebih memilih membahas Teh dari sudut pandang sebagai penikmatnya.

Orang asia seperti saya yang amat gemar teh mengalami dihidangkannya teh setiap pagi dan sore sejak kecil, teh hangat itu akan memulai sekaligus mengakhiri aktivitas kita seolah ritual yang khusyu. Bahkan kemudian ketika kuliah pun ibu kost saya yang amat baik, menjadikan teh tubruk pagi hari sebagai bagian dari layanan rumah kost sederhananya. Teah adalah bagian dari Budaya Asia. (Seorang kawan saya pernah agak takjub, hey man how come you drink tea after having your lunch and dinner....how does it taste ?)

Teh selalu mendampingi perjalanan hidup kita, bahkan di kantor pun dihidangkan teh dipagi hari. Bisa dibayangkan betapa setelah melalui kemacetan, mendadak lelah bertransformasi jadi kelegaan yang amat sangat ketika teh manis kental itu meniti jalan dari lidah ke tenggorokan, hangat menyapa tubuh, dan seolah jiwa yang terdera lelah disembuhkan, di tenangkan.

Aktivitas kita di kantor terkadang meluas ke ruang pertemuan, seminar, di restoran, lounge dan hotel. Disanalah derajat pilihan teh saya mulai agak meningkat dan diperkaya dengan mulai diperkenalkannya Dilmah, Twinnings, dan Lipton. Menambah pengalaman setelah Teh Tjap Dua Tang, Teh Gopek, dan tentu saja Teh Botol yang fenomenal.

Berbagai jenis Teh yang saya coba seolah membawa saya mengembara, Maroccan Mint pertama saya beli ketika berkelana ke Negeri pulau Singapura, hingga 30% volume koper saya penuhi dengan sampling Teh ini. Sementara perjumpaan romantic dengan Earl Grey Tea justru terjadi di Holiday Inn Bandung, dimasa awal meniti karier, seketika ber honeymoon dengan istri. Lalu tibalah  eksotisme rasa Camomile saya rasakan sensasinya justru ditengah coffee break sebuah seminar di Kantor.

Perjalanan ke negri dongeng pun mengajarkan saya tetang ilmu baru adanya teh bersusu yang dinamai indian chai tea, Teh berdaun campuran dengan label infussion tea, juga yang ber kantung sutra di impor dari USA berjudul The Mighty Leaf Tea. Pengalaman saya serasa lengkap ketika Teh Arabia yang thick di gelas kecil bertabur daun mint sudah saya rasakan, lagi, dan lagi.

Belakangan setelah pulang kampung (Meski saya membawa serta berkardus Teh pulang), saya menikmati Tong Tji dan Teh Gopek kembali. Jejak-jejak Teh pun mengingatkan saya betapa hidup amat berwarna dan layak untuk dinikmati.

Thursday, April 8, 2010

econoptimistology

Hari ini saya hadir di dua forum yang agak mencerahkan. Forum pertama diadakan oleh salah satu komunitas ICT terbesar di Indonesia, di sesi pertama acara tersebut setelah serangkaian sambutan dan ramah tamah (atau remeh temeh ?) Pembicara yang tampil adalah seorang ekonom.

Dalam thesisnya ekonomi indonesia yang sudah mentereng tahun lalu, akan tambah kinclong dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi mencapai 5.8% dan penguatan rupiah hingga semakin mendekati bahkan dibawah 9k. Obyektifikasi dari pendapat pede tersebut adalah teridentifikasinya beberapa faktor resiko yang potensial muncul, diantaranya masih ada kemungkinan mini crisis yang konon bakal dialami negera negara dengan exposure hutang yang jauh lebih besar dari kita, dan kedua faktor CAFTA alias Perdagangan bebas dengan Tiongkok. Kabar baik yang saya catat adalah konsumsi masyarakat akan menguat, impor akan diuntungkan oleh penguatan rupiah dan CAFTA, daya beli akan meningkat seiring perbaikan di beberapa sektor ekonomi.

Pindah ke acara yang lain yang mengantarkan diterbitkannya White paper ttg Indonesia oleh worldbank, nuansa optimisme yang sama juga diulang bagaikan koor, "Indonesias economy has continued to do well." , tapi inflasi  bakal juga naik, konon namanya demand pull inflation (Bilangnya sih good problem...tapi good buat siapa ?). Berita sedih berikutnya ialah lending rate yang kemungkinan susah untuk turun karena faktor risk yang masih tinggi sehingga perbankan tetap cari rute aman.


to be continued

Sunday, April 4, 2010

Universitas Berbuka

Serasa mimipi bisa ikut menyimak kuliah di Yale, Princeton, MIT atau beberapa kampus dahsyat yang lain. Uniknya semakin banyak saja complete set dari mata kuliah yang di online kan sekaligus di free kan, lengkap dengan bundel lecture notes, slide presentasi, bahkan soal soal ujiannya sekalian.Bahan kuliah dunia maya ini melengkapi kesuksesan media tutorial online seperti Lynda.com.yang sudah lebih dulu menarik perhatian kita karena eksis dan membuktikan bahwa belajar online adalah suatu hal yang mungkin.

Ikuti saja kuliahnya Prof Shiller yang 'amat mahal' itu, di Yale kiprahnya sudah demikian ngetop sejak beliau menerbitkan buku irrational exuberance yang menggarisbawahi quotation populer Greenspan. Buku yang meretrospeksi dunia investasi pasar modal ini menarik perhatian karena seolah tampil sebagai kitab ramalan ilmiah beserta panduan yang terbukti ampuh digauli para pelaku bisnis.

Kali ini kita dimanjakan seolah duduk di baris terdepan ruang kuliah E-252b nya Prof Shiller, dan bisa mendengar suara guratan kapur di blackboardnya disamping mendapat beragam insight yang seolah terdengar sederhana namun memudahkan kita mencerna, bahkan bagi seorang awam seperti saya sekalipun. Masih terbayang ketika dulu mampir duduk di ruang kuliah Pak Jatun (Sejarah Pemikiran Ekonomi) di FE UI, mirip sekali, seorang Profesor yang pengetahuannya luas multidisipliner sekaligus mendalam dibidangnya membuat kita serasa ikut ter-resonansi plus termotivasi aura intelektual mereka.

Sejak pertemuan pertama kuliah online ini kita menyaksikan betapa komprehensifnya materi yang disajikan, tambah seru lagi ketika bisa mendownload 90% buku kuliah yang canggih dan terbaru, namun harap dimaklumi semua didapat dengan pakem copy left ;). Kitapun bisa mencoba belajar membandingkan dengan kuliah kuliah sejenis dari kampus global lainnya.

Saya berencana mengirim pertanyaan  via email dan menantikan apakah beliau akan menjawabnya. Sebab jika sang Profesor rendah hati ini mereply email saya maka lengkaplah sudah bahwa betapa mimpi kuliah online adalah realitas. Karena satu satunya keraguan mengenai prospek belajar online adalah kerelaan untuk berinteraksi, bertanya jawab yang seolah tak tergantikan dengan unteraksi didunia maya. Bisa jadi kedepan tanya jawab itu berlangsung di chatroom, atau menggunakan aplikasi model google wave.

Betapa zaman anak anak kita nanti akan sangat dimudahkan dengan berlimpahnya informasi dan materi edukasi online, suatu saat ketika bandwidth memungkinkan akses full multimedia maka mimpi bapaknya untuk ngintip ivy league bisa lebih mudah, dan mudah mudahan lebih murah buat mereka.

Intelligence aint no espionage

Dalam pasar yang kompetitif tidak cukup organisasi pemasaran bergerak melaju sendiri seolah berada dalam ruang hampa, perlu kesadaran kompetitif dan pengetahuan yang cukup untuk menghindari kejutan yang tak perlu. Terlebih dalam konteks hyper competition yang diwarnai dengan derasnya distorsi informasi. Demikian maka kebutuhan akan eksistensi fungsi intelijen pemasaran yang cakap di butuhkan.

SCIP (Society of Competitive Intelligence Profesionals) memperkenalkan konsep self diagnostic untuk menelisik sejauh mana sebuah organisasi sudah memiliki pasukan telik sandi yang cakap. Dalam proses evaluasi ini tahap evolusi perkembangan kecakapan intelijen dibagi kedalam empat maqamat. Pertama adalah Stick Fetching, seperti arti harfiahnya tim intelijen hijau di ibaratkan selayaknya anjing jinak yang akan mengejar kayu yang dilemparkan oleh tuannya sang jajaran Manajemen. Ditahap primitif ini tak ada konsepsi yang baku, tim CI akan bergerak dalam perilaku fire fighting, mencari data dan informasi sesuai pesanan, alias Ad-Hoc. Tak ada keterkaitan emosional dengan manajemen, fungsi CI di level ini hanyalah pelengkap penderita unit lain.

Sementara di maqomat kedua, dikenal sebagai Pilot, ketika Tim CI sudah mulai menggerakkan organisasinya dalam track yang terencana dan sistematik. JIkalau di level dasar data collection lebih kepada Ad Hoc Desk Top Research plus media content analysis, di tahap Pilot maka Data Collection sudah lebih bervariasi, dan agak sedikit ilmiah misalnya menggunakan metode sampling, bahkan menerapkan KIT (Key Intelligence Topics), namun masih terbatas pada follow up momentum mirip Pearl Harbor, misalnya seketika mendapati hantaman keras kompetitor, maka lahirlah mitigasi yang berkelanjutan dan sistematik. Dalam level ini Tim sudah bisa mendeliver routine report dan analytics, beserta rekomendasi rekomendasi yang lebih terstruktur.

Level ketiga yang lebih Advanced adalah level Proficient, yaitu CI yang sudah trampil memadu padankan sumber informasi baik desk research, field research, analysis report, bahkan tracking, home grown war gaming dan lainnya. Dalam konteks ini KIT sudah tak sekedar dibuat secara reaktif, namun lebih mapan dalam format KIT Based Plan, dimana diadakan fact finding ke manajemen tentang Key Initiative apa dan Risk apa yang diidentifikasi dibutuhkan untuk ditindaklanjuti.

KIT Based Plan pada Intinya akan mengcover setidaknya tiga issue, pertama adalah Strategic Plan Support, kedua adalah Early Warning (read Ben Gillad on this topics), dan terakhir adalah Key Player Tracking (5 Forces Model Deep Diving).  Nah di tahap Proficient ini bertemulah harapan manajemen dengan deliverable nya CI Team, bahkan CI sudah embedded dalam key business process serta follow through process.

Nah puncak dari level CI sesuai SCIP diagnostic adalah level World Class, nah yang ini saya lihat sangat fasih dimainkan oleh Vodafone, dan beberapa World Class Company yang saya masih mempelajarinya. Satu kalimat yang amat menjelaskan tahap superfisial ini adalah ditemukannya keyakinan bahwa setiap keputusan penting tak layak diambil tanpa adanya informasi intelijen yang cukup dan reliable.

Demikian maka intelijen amat berbeda dengan mitos industrial espionage yang sarat dengan kisah penyadapan, pencurian informasi, covert ops, mule, dumpster diving dan polah layaknya james bond korporasi. CI bagi saya adalah another art of thinking and delivering insight.

Saturday, April 3, 2010

ingat ingat lagi

Sudah lama lupa perlu diingat-ingat lagi. Setelah produk terdahulu mendapatkan pesanan dan siap diproduksi belakangan dapat ide lagi mengembangkan komoditas untuk masuk untapped market, namun masuk tidak dengan mengapalkan komoditas, ada keinginan untuk mengembangkan kapasitas pemasaran dan produksi, memberi sentuhan untuk menambah value.

Pertama kali dengar betapa rendahnya derajat komoditas justru ketika mengikuti sebuah seminar pemasaran, ya pemasaran jadi alat value addition, nah setelah komoditasnya saya tahu sayapun akan melakukan sampling dan test; pertama adalah test penggunaan menjadi konsumen yang mengkonsumsi produk itu, mempelajari kualitas dan sourcingnya, sambil melihat aktivitas produksi yang relevan.

Saya selanjutnya berencana mau menangkap nilai nilai apa yang dirasakan sebagai benefit yang unik dirasakan oleh konsumen, tentu saya tak memiliki sensitifitas itu karena saya bukanlah konsumen tradisional dari komoditas ini. Saya harus mengajak beberpa responden saya untuk melakukan test and response.

Selanjutnya saya ingin menerjemahkan inspirasi nilai nilai itu menjadi atribut brand, saya akan mengembangkan merek, kemasan, dan berbagai aspek komunikasi untuk memperkuat appearance dari produk ini. Disamping itu sebelumnya saya ingin mendefinisikan dulu strategi pricing, dan berbagai aspek marketing lainnya.

Adakah yang terlewat? , oh ya saya akan melakukan survey online, karena pasar saya nun jauh disana tentu http://www.surveymonkey.com/ adalah pilihan paling efisien, karena belum pernah mencobanya tentu efektifitas menjadi pertanyaan besar. Hasil survey ini saya akan manfaatkan untuk memperbaiki hipotesis strategi pemasaran yang sudah lebih dulu dibuat.

Ups satu hal lagi yang saya lupa , financial plan harus dibuat diawal; dan disempurnakan seiring pengembangan produk, dan aktivitas perencanaan pemasaran saya lakukan.

sudahlah, saya mulai saja dengan Bismillah....................

Simak

Agak terkejut membaca statement salah seorang pengelola perpustakaan nasional, konon Indonesia No.1 pengakses terbesar situs book.google.com se asia pasifik, unik karena biasanya berita yang muncul banyak menyitir betapa besarnya jumlah pengakses situs pornografi di negri ini. Pertanyaan yang muncul, bagaimana sesungguhnya pola media consumption orang Indonesia dilihat dari perspektif learning style? dan bagaimana pola interaksi dengan media itu mempengaruhi perilaku belajar, perkembangan pemikiran, bahkan aktualisasinya ?

Salah satu learning model yang sering dikutip khalayak adalah Flemming VARK models, yang juga dikenal sebagai (early) Neuro Linguistic Programming, teori ini membagi gaya belajar dalam 4 pola:

  1. Visual: preferensi belajar dengan melihat gambar, presentasi, video, dll
  2. Auditory: mendengar command, audiobook, kuliah, diskusi, dll
  3. Reading & Writing
  4. Kinesthetic: pengalaman fisikal, menyentuh, bergerak, meniru, aktif eksplorasi

Dalam case mengajarkan humam mungkin saya akan gunakan semua cara diatas, namun bahasan topik tulisan ini mencoba melihat sebenarnya bagaimanakah pola interaksi antara konsumen media indonesia dengan medium nya itu. Hints pertama adalah betapa media TV sedemikan kuat menjangkau audiens; Saya kutip dari Asiamediajournal:

“TV is a notable beneficiary in markets such as the Philippines, Malaysia, Indonesia and Vietnam. Key drivers include exposure to key events, such as elections and World Cup football, but also growing economic dynamism, fueled by domestic demand".

Uniknya gejala tingginya konsumsi media audiovisual terestrial ini juga terjadi pada media audio visual internet. Meski dibawah akses Situs Jejaring sosial, blog dan mesin pencari, akses ke youtube adalah nomer 5 terbesar tujuan akses internet dari Indonesia.
 
Saya menduga masyarakat Indonesia kebanyakan lebih Visual-Auditory ketimbang Readers bahkan kinestetik; penyebab pertama adalah institusi pendidikan yang membentuk kita untuk lebih melihat dan mendengar, ketimbang membaca, menulis, dan mengalami.
 
Kedua adalah faktor deraan media, memang belakangan buku dan dunia pustaka tumbuh demikian pesat, namun waktu yang kita habiskan untuk menonton TV umumnya jauh lebih banyak dari waktu yg dipakai untuk membaca. Masyarakat memberikan insentif kepada industry televisi berupa viewership yang begitu besar, Jangkaun televisi yang meluas, konten yang tumbuh dan makin melimpah ruah, alternatif channel yang banyak, bahkan peristiwa demi peristiwa membawa orang semakin merasa hidup ketika menyaksikan Televisi.
 
Hadirnya internet yang diawal lebih menyajikan konten berupa tulisan, belakangan bergeser menjadi media audio visual dengan pertumbuhan kecepatan prosesor dan menggelembungnya Bandwidth. Bahkan roadmap inovasi di Telekomunikasi justru berujung pada kemampuan teknologi mendekati positioning multimedia, dan konvergensi.
 
Perilaku belajar pun semakin bergerak ke ranah audio visual, di kelas sang murid harus berhadapan dengan guru yang menuliskan instruksi dan konten di whiteboard (atau papan tulis di era saya), belakangan beberapa sekolah dan kampus sudah melengkapi fasilitas belajar dengan power point over head projector, bahkam multi media theater.
 
Di internet sudah semakin banyak di upload kuliah kuliah online, lalu industri distance learning menjadi menjamur, lynda.com merupakan benchmark monumental dari pencapaian multimedia learning.
 
Kedepan kehadiran HSPA+, LTE, WiMAX, EVDO rev B ditambah teknologi Produksi konten, Model Bisnis dan Promosi Komersial Web 2.0 akan menjadi wahana yang kondusif sekaligus memanjakan masyarakat untuk mengkonsumsi media tak hanya sebagai wahana hiburan, namun sekaligus media pemberdaya.

Thursday, April 1, 2010

The Biology of Startups

There is always hurt in natural birth process, I myself expirienced it twice when my wife delieverd both of my babies. Screaming, yelling, throwing, grabbing....just name it, Those blackened freudian moment, gloomy, dark, and heartponding. After the birth process there was a raylight shining and smile in everyone face while the baby screamed, life has rejuvenated so it is obvious that we being engaged in such celebration.

Thats also happened in the way of delivering small business start ups, we are so prepared but not entirely ready, so much surprise, so complicated. Believe me the energy drained is like daily brunch. The business is like a baby with such big man appetite, there is more than diapers needed , he also eat stuff more even than us the founders.

But there are positive things came up when we jump in such turbulence of growth rally, we are so stimulated with survivability, we are so 'man'. Its kind of steroid with out doctors bills ya knaw what i mean....


we never know tomorrow before we seize the day !

Wednesday, March 31, 2010

Alumni Google

Google nggak cuma jadi perusahaan inovatif, namun eksistensinya juga ikut membantu perusahaan teknologi baru dengan melahirkan gelombang inovasi melalui para alumninya. Banyak karyawannya yang memang hidup dalam exposure inovasi yang radikal kemudian berhimpun menjadi angel investor, bahkan entrepreneur aktif. Riset YouNoodle yang dikutip Bloomberg Businessweek mencatat tak kurang 40 karyawan google yang berinvestasi di startup sejak 2005.

Misalnya saja Biz Stone , usianya barulah 35 Tahun (seperti saya hehehehe) namun jabatan Specialist nya (seperti saya ketika di QTel hehehe) meloncat menjadi milliuner dalam beberapa tahun setelah twitter yang di buatnya kemudian 'meledak'. Atau Aydin Senkut pemilik Felicis Ventures punya belasan startup  yang sudah sold out.

Uang bukan sekedar value preposition para alumni google, lebih daripada itu pengetahuan, pengalaman dan passion mereka menjadi daya hidup yang penting bagi startup untuk survive di awal pertumbuhannya.

Ditengah krisis di US, Google sebuah pabrik inovasi masih sempat sempatnya menelurkan anak cucu kewirausahaan baru, model begini perlu dijadikan bahan baku mimpi kita kita para kuli kantoran.

Tuesday, March 30, 2010

Presiden Kaum Muda

Sejak di Doha saya sudah di ajak menjadi admin sebuah group yang ambisius di facebook, "Anies Baswedan For President 2014", dan untuk mengefektifkan peran admin itu beberapa strategi organik, taktik mutakhir saya sempat pelajari dari beberapa kitab termasuk The Anatomy of Buzz nya Rosen. Daya jual yang utama tentu bukan terletak pada ikhtiar 1000 jurus saya, namun Bung Anies lah sesungguhnya lampu teplok yang layak dikerubungi laron. Sudah lebih 5000 facebookers berhimpun di komunitas sosial politik ini.

Politik adalah the art of possibilities, saya pelajari sejak kuliah dimana karier2an politik di Badan Perwakilan Mahasiswa UI membuat saya sedikit mencecap berbagai peristiwa sebagai pembelajaran penting, namun satu hal yang fundamental bahwa politik tak akan efektif tanpa adanya populasi yang berdaya, dan tanpa adanya kepentingan yang absah plus peran efektif pemimpin yang pro perubahan.

Jadilah saya ikut menjadi aktivis digital eksperimental mengompori komunitas ini, namun sesungguhnya passion saya bukan berhenti pada figur, lebih daripada itu Kepemimpinan Pemuda adalah realitas perlu dari kemajuan  orang orang. Regenerasi sudah saatnya tidak dijadikan jargon, life cycle pemimpin kharismatik, sudah selayaknya diperpendek dengan eksisnya kepemimpinan kompeten, cerdik, berkeperibadian unggul dan didukung serombongan tim yang tak kalah kompak kecerdikannya.

Betapa senangnya saya bahwa kepemimpinan segar ini berlanjut dimana mana, termasuk di demokrat, pdi p, NU, Muhammadiyah, PKS, dan berbagai klaster politik lainnya. Bukankah saatnya sebuah bangsa yang tua ini merevitalisasi dirinya ?

Saturday, March 27, 2010

Imajinasi Kreatif

Setelah menonton film naga 3D itu Humam semakin tertarik dengan dunia animasi. Tentu saya tak rela membiarkan dia hanya menjadi konsumen produk Dreamworks, memposisikan tontonan sebagai leisure eskapis atau paling pol stimulus kecerdasan yang amat mahal. Sementara Bundanya lebih senang kalau stimulasi bisa di lakukan seketika melalui permainan aktif, perjalanan dan aktivitas yang kaya pengalaman lainnya.

Namun akhirnya saya menemukan satu pelajaran ringan bahwa saatnyalah ketika si anak menemukan ketertarikan, kita para orang tua berupaya kreatif memanfaatkan excitement itu untuk didorong melakukan hal hal berguna lainnya.

Selanjutnya anak ini saya ajak menjadi animator rumahan cilik. Ceritanya begini, saya ajak Humam untuk melanjutkan hobby menggambarnya menjadi proses menggambar yang lebih seru, yaitu dengan memasukan cerita melalui penokohan, alur dan elemen story telling lainnya untuk masuk memperkaya bidang gambarnya. Dan seketika  selesailah Humam menggambar kisah serunya itu (Kali ini dia bertutur tentang UFO, mobil balap dan pesawat tempur....what a weird story whatever ;)) berkembanglah gambar itu menjadi sebuah story board sederhana.

....saya ajak dia mengutak utik fungsi animation pada Microsoft Power Point, sambil menggunakan fungsi unduh gambar di google pics, dan referensi cerita dari youtube. Sejam kemudian kisah di bidang kertas sudah berpindah di ruang digital, dan valla ! tak terasa dengan slideshow maka animasi sederhana karya sang animator cilik ini pun lahir sudah, berikut dengan suara boom bang buzz nya hahahaha.

Sebentar lagi Humam sekolah, saya ingin dia mengeksplorasi banyak aktivitas sebelum memasuki sistem rigid yang padat kurikulum (bayangkan anak sekecil itu harus bersekolah dari pagi buta hingga petang....full day school katanya)

Saya ingin anak ini mengasiki minatnya........ yang kemudian merangsangnya untuk bermimpi, menggelembungkan mimpi-mimpinya itu....memotivasinya...mengejarnya...dan meraihnya nanti dikemudian hari...Amiin.

Saturday, March 20, 2010

Tufte on Obama

Semalam saya sempat nonton infographics yang amat impresif di youtube obama channel,  ternyata ada infographics guru di belakang presiden AS itu. Ya Obama merekrut Edward Tufte masuk dalam tim penasihatnya, tugasnya simple yaitu mengkomunikasikan kebijakan Obama secara obyektif menggunakan data data statistik ke kalangan masyarakat AS.

Lalu bermunculanlah berbagai animated in fographics tersebut, sangat impresif data yang sedemikian kompleks pun tampil membuat berbagai ide tentang kebijakan ekonomi, undang undang kesehatan dan banyak inisiatif pemerintah menjadi digestable.

Tentu strategi ini agak sedikit lebih maju ketimbang sekedar menggunakan lobby, dan berbagai maneuver politik klasik hingga upaya facelift tampilan image. Pemerintah dituntut sedemikian cerdasnya untuk berbicara pada publik, mengatasi kerumitan dan stands out ditengah noise dan distorsi.

Upaya pemerintahan yang cerdas mendidik masyarakat dengan obyektifikasi sebuah kebijakan melalui media dan teknik kreatif tentu layak juga dipakai disini.

Tuesday, March 16, 2010

eBUNDA

Pertumbuhan group member eBUNDA besutan Bun In cukup impresif, konon bertambah 3,2 anggota setiap harinya. Agak unik memang inisiatif group page ini adalah menghimpun para perempuan untuk memberdayakan perannya sebagai bunda menggunakan media yang identik dengan huruf 'e'. Yang dimaksud dengan e kecil itu tentu bukan sekedar internet namun social network yang konon menjadi dominator konsumsi banwidth bagi konsumen Indonesia.

Ketika Gray menulis tentang Mars and Venus, maka perspektif gender yang semula politis, bahkan filosofis masuk kearah kebudayaan pop melalui kendaraan psikologi populer. Tentu para perempuan berhak mengklaim domainnya sendiri sambil memberdayakan dan membentuk eksistensinya sehingga bisa semakin optimal. Demikian maka eBUNDA berhak untuk eksis dan tumbuh.

Facebook, twitter dan blog lagi lagi dipilih sebagai mediumnya, sudah bukan mitos bahwa populasi facebookers yang mencapai 20 Juta pengguna di Indonesia adalah potensi besar untuk berhimpun. Tinggal bagaimana para bun ini (demikian mereka memanggil satu sama lain dengan panggilan 3 huruf : bun) mengisi ruang komunitasnya untuk bisa lebih berdaya.

Selamat ber jejaring !

Monday, March 15, 2010

Statistic 2.0

Indonesia sudah bertengger di posisi nomer 3 pengakses Facebook di Dunia dengan 20 Juta Facebookers, sementara untuk wordpress Jakarta jadi kota dengan pengakses situs blogging itu terbanyak sejagat, di indonesia sendiri ada 6 Juta pengakses blogger. Pertumbuhan facebookers Indonesia konon tertinggi di dunia.

Konsumen Web 2.0 Indonesia ini di dorong oleh pertumbuhan pengguna layanan seluler yang merangkak mendekati angka 200 juta, pengguna BB yang sudah 1 Juta dan Broadband mencapai 300 ribu . Adanya always on internet, baik broadband unlimited, akses di lokasi kerja dan cable membuat gaya hidup online tumbuh. Kurva pertumbuhan model 'stik golf' sudah sedemikian nyata terlihat mirip apa yang kita saksikan di era awal booming mobile, SMS dan RBT.

Melihat posting yang masuk baik di page fb maupun group terlihat bahwa  fb apps dan online shoping mendominasi wall dan inbox, channeling bagi prilaku narsistik yang sebelumnya banyak mewarnai facebook dan kini berpindah mendorong pertumbuhan di twitter.

Indonesia menjadi konsumen social networking yang tumbuh pesat, namun sayang amat jarang konten dan partisipasi yang bisa memanfaatkan fenomena ini. Pengambil porsi terbesar sayangnya masih para pemain asing. Lagi lagi kita hanya menjadi kantong konsumen besar dunia.

Friday, March 12, 2010

The F Manager

Usianya sudah memasuki 48, namun wajahnya yang cerah cenderung mengaburkan usia sebenarnya, Dia tampak seperti OBG (Oom baru gede, istilah  untuk lelaki usia 35 an seperti saya ;). Di garasinya berjejer beberapa Alphard bongsor mengkilat, putih, hitam adalah warna standar kendaraan extraordinary ini. Drivernya bilang "Bapak jarang pakai yang ini, biasanya hanya dipanaskan sekali sekali saja". Dugaan saya beliau mungkin lebih senang menderu ferrari merahnya atau BMW keluaran terbaru yang jarang saya lihat beredar.

Dia memimpin sebuah perusahaan pembiakan uang, namun yang ini berbeda dengan Madoff; kecerdikan dan kemampuan investasi kelas atas jadi diferensiasinya. Perusahaan kecil yang dibentuk bersama beberapa kawan sekolahnya ini telah menggurita menjadi bayi raksasa yang menelan asset asset cantik, sambil menggerek valuasi nya secara fantastik.

Kini dia memanjakan dirinya dengan memancing, yak memancing adalah hobbynya. Seperti kebanyakan lelaki, pekerjaan belum tentu merupakan jalan hidup utama, kadang arus kehidupan menghanyutkan kita dari gairah lain. Dan si oom ini justru memilih melakukan relaksasi klasikal memancing ketimbang menghadiri hiruk pikuk dunia kelas atas lainnya.

Pekerjaannya tak lagi menjadi Fund Manager, dia sudah kembali ke khittah alamiah yaitu hidup simple dan bahagia. Disaat saya sedang sedikit membolak balik sebuah buku kecil tentang Buffet, lalu business week yang juga memuat tokoh yang sama. Lanjut minggu depan saya akan hadir di kursus fund management, lalu kalau sempat mungkin saya akan menonton lagi film nya gardner untuk sedikit mendapat sentuhan motivasi kosmik dari hobby baru ini.

Namun yang paling saya nantikan adalah beberapa pekan lagi, saat dia menjadi coach saya, melatih saya untuk sedikit belajar menjadi dia. (Saya memilih sesi pertama memancing ketimbang technical analysis ;))

Wednesday, March 3, 2010

Mob SoN ;)

MobSon yang saya maksud ini bukan berarti harfiah anak penjahat, namun singkatan tak lazim dari Mobile Social Network yang beberapa tahun belakangan ikut tumbuh pasca meledaknya Social Networking. Buat operator seluler bisa saja ada benarnya bahwa Mob SoN sempat seolah berperan sebagai si 'anak nakal', ketika pendapatan dari layanan messaging tradisional model SMS sempat terancam disubstitusi oleh pola interaksi baru. Chat dan fitur update di  situs jejaring sosial model  facebook, myspace bahkan pendahulunya friendster maupun aplikasi messaging populer model YM semat menggantikan fungsi SMS.

Namun siklus selanjutnya adalah penurunan di layanan messaging tradisional beralih ke peningkatan konsumsi data baik broadband maupun GPRS, yang dimungkinkan oleh akses terhadap situs jejaring sosial dan lahirnya aplikasi java dan layanan konten.Pengguna pun bisa menjalankan fungsi web messaging di hand phone nya. Hal ini tentu sangat logis dan alamiah ketika pengguna seolah ingin membebaskan diri dari ikatan akses di PC nya dan bergerak bebas menggunakan akses mobile.

Pengamatan saya ke beberapa Internet Cafe, kini kunjungannya meluas tak hanya dipenuhi segmen anak sekolah, bahkan lintas ekonomi dan kelas sosial. Sementara aktivitas utamanya tak lagi sekedar browse, chat, dan online gaming kini mayoritas membuka situs jejaring sosial, mengupdate status, berinteraksi atau sekedar browse. Kondisi negara kita dengan penetrasi internet yang belum merata menempatkan akses internet lewat HP bagi sebagian kalangan adalah akses termudah. Segmen dengan ARPU mobile 15 sd 20k ini memiliki ARPU Warnet 20 sd 30k sebulan, hal ini tentu menjadi potensi yang sulit diabaikan.

Kini hampir semua situs jejaring sosial dan messaging apps sudah memiliki komponen mobile nya masing-masing, ditambah keterlibatan ekosistem pengembang handset, maupun Mobile OS dan aplikasi baru yang semakin pro terhadap eksisnya Mob SoN. Sebut saja Android, yang dalam aplikasinya betapa memudahkan pengguna untuk mengupdate status facebook , twitter dll dalam interface yang intuitif. Bahkan positioning Blackberry belakangan tak sekedar tampil sebagai mobile email enabler, namun justru menjadi Gadget Mob SoN yang dianggap user friendly.

Juga munculnya beragam pilihan aplikasi dan plug in yang memperkaya pengalaman pengguna Mob Son.   Misalnya keasikan ber jejaring ditambah dengan eksisnya fungsi GPS di HP, beberapa situs Mob SoN baru memungkinkan pengguna untuk tak sekedar mengupdate statusnya namun menunjukan lokasi nya. Juga dimungkinkannya integrasi antara fungsi HP untuk memotret dengan upload di situs jejaring sosial, bahkan menggunakan Mob SoN untuk peran citizen journalism.

Beberapa operator pun sudah semakin kreatif dengan mencoba membangun alternatif jejaring sosialnya sendiri, TLKM dengan MyPulaunya dan Excelcom dengan My Book melengkapi beberapa enabler seperti mobinity dll. Eksperimentasi ini tentu menempatkan operator sebagai pemain, namun agaknya yang akan lebih sukses saat ini adalah pengembangan dari komunitas yang sudah terbentuk di situs jejaring sosial yang kadung populer, posisi operator tetap berperan sebagai penyedia akses memungkinkan Mob SoN di lihat dilayar HP, dan di update menggunakan  SMS. Yang menarik Cingular sempat berupaya menggandeng MySpace yang memungkinkan penggunanya mendapatkan SMS notifikasi untuk posting atau friend request di MySpace.
 
Mob SoN sekali lagi bukanlah si 'anak nakal' yang mengancam pendapatan operator, semakin dewasa semakin terlihat perilakunya menjadi lebih 'ramah' bahkan amat potensial mendukung bisnis operator seluler. Tinggal bagaimana melihat potensi ini dan mencoba mengamankannya.

Monday, March 1, 2010

6 Tahun Humam

Humam sudah 6 Tahun, ditahun ke enam ini saya melihat anak yang aktif; kesehariannya di mulai dengan bermain lego di depan TV lalu mengikuti beberapa kursus seperti Kumon, ABC dll dengan gembiranya. Biasanya dimalam hari menjelang tidur Humam membaca buku, membalik balik halaman beberapa bacaan di rak dekat tempat tidurnya. Kesehariannya selalu menarik perhatian saya.

Banyak hal baru yang terjadi dalam hidup Humam, diantaranya adalah kehadiran adik nya, menempatkan Humam kini berperan sebagai abang, peran baru yang amat di hayatinya. Kemarin setelah saya belikan sepeda baru nya Humam bilang: Bi, nanti sepeda kecil yang lama itu kita perbaiki ya......kita cuci dan cat.....nanti kalau azzam sudah 4 tahun biar dia bisa pakai sepeda lamaku itu biiiii

Abang Humam selamat ulang tahun ya, abi senang melihatmu makin besar, abi dan bunda selalu do'akan Humam jadi anak sholeh,yang sehat dan baik budi akhlaknya, juga pandai dan prigel Amiiin.

Saturday, February 27, 2010

The Criminal Minds

Menonton Televisi adalah proses interaksi manusia dengan media yang paling intens, kadang kita mengabaikan betapa kuatnya reach TV tidak sekedar kuantitatif, namun sekaligus kualitatif. Nah yang juga luput dari perhatian kita adalah kenyataan bahwa konten media yang satu ini banyak yang negatif, juga ada beberapa yang baik, bahkan memiliki mixed impact.

Kalau belakangan saya asik meniti episode serial Criminal Minds tidak di TV, tapi di PC setelah mendownloadnya dari Torrent. Tak mengubah jejak media TV yang dulunya klasik kini berubah menjadi view through player atau tubing. Efeknya sama saja, saya terduduk diam, menyimak satu arah, dan jejaring synapsis saya tersambung secara kognitif dan emosional dengan alur kisah, latar musikal, mimik, dan suspense. Kebetulan serial Criminal Minds adalah media katarsistik saya karena acara menegangkan ini menarik saya keluar dari ketegangan lain yang sempat terjadi seharian setelah akumulasi stress menerobos macetnya jalan atau sekedar meniti angka angka di kantor.

Bedanya media baru yang memanfaatkan akses internet dan fungsi revolusional PC ini memiliki dampak sistemik. Lebih besar efeknya pada kita karena pertama dibanding TV, menoonton di PC bisa tanpa Jeda, dan sangat personal. Tak ada iklan yg berfungsi retreat itu, yang ada adalah deraan terus menerus dari konten yang kita sedang tonton. Tingkat konsumsi media pun bisa meningkat jauh, orang bisa menonton episode lebih banyak dan lebih komprehensif di PC ketimbang di TV.

Tak lagi ditemukan yang namanya batasan jadwal acara, tak ada lagi channel rights dan sensor, yang terjadi adalah kita memiliki kontrol sepenuhnya terhadap media yang bebas kontrol. Kondisi ini amat menguntungkan dalam memperkaya proses belajar namun membahayakan kita karena bisa merubah kita menjadi information junkies, bahkan zombi.

Serial Criminal Minds memang dahsyat, berbeda dengan CSI serial ini melihat kasus dari sisi pelakunya bukan obyek kriminalnya, profiling namanya. Kita bisa belajar betapa manusia adalah subyek dari kejadian, bukan sebaliknya. Nah yang buruk adalah penggambaran dan plotnya terkadang sangat gamblang, disturbing. Buat saya yang mencari ruang eskapisme kadang terkesan seru seiring menaiknya adrenalin karena ketegangan, namun apa dampaknya jika anak2 melihat darah dan berbagai simbolisasi kekejaman muncul di media ini.

Kontrol terhadap media agaknya masih make sense, bagaimana jika media itu internet? Saya percaya media bukanlah subyek, kitalah yang harus mengaturnya. Saya justru berterimakasih kalau negara membantu upaya ini, seperti yang saya alami di Qatar saya merasa terbantu karena negara telah memapas konten pornografi sehingga tak sulit menyatringnya untuk tidak dikonsumsi anak anak. Buah aksesibilitas informasi yang melimpah perlu diarahkan untuk kebaikan, semaksimal mungkin kita bisa.

Saturday, February 20, 2010

Tahun Si Macan

Si Macan yang satu ini memang luar biasa, setelah membuat khalayak tertegun oleh ke jeniusan fisikalnya, karena kenakalannya dia pun memutar balik jarum imagery ke titik berlawanan. Semula orang bersimpati karena kisahnya , perjuangannya sejak kecil, dn pencapaiannya yang seolah tak terkalahkan. Namun kini Tiger Woods menghadapi deruan sanksi moralitas massa pasca gaya hidup perselingkuhannya terkuak ke publik.

Di Pers Conference kemarin, tampilnya sang aktor ini terkesan too good to be true, terlihat bahwa setting, format, konten acara, bahkan angle kamera demikian highly choreographed. Seorang buaya lapangan hijau tentu amat sulit mendapatkan simpati publik pasca drama detail yang muncul di media ber minggu minggu. Akhirnya usaha ini pun tak banyak membantu Tiger, sehari sesudahnya hampir semua media mulai dari Jazeera, CNN, sampai Fox yang cablak menjadikan acara kemarin sebagai ajang interogasi. Tidak sekalian saja dipasang detektor kebohongan di ruang itu.

Namun kasus Tiger lebih dari sekedar krisis domestik, semata karena dia sudah menjadi multi billion brand. Masih ingat beberapa tahun lalu saya membeli polo shirt ber merek Nike-TW made in Bandung di sebuah FO di Cipanas, di FO ini harga nya tentu base price plus margin total 59 ribu rupiah, sementara bandrol yang tergantung di kaos Tiger Woods ini adalah 70 an USD atau lebih dari sepuluh kali lipat nya. Nama 'Si Macan' adalah cap mentereng yang mengangkat komoditi menjadi Luxury.

Pers Conference yang penuh rekayasa ini tak lain adalah sebuah pentas damage control untuk menyelamatkan Brand Tiger Woods , mencoba meng-infus Brand yang sakit ini dengan atribut atribut baru yang ditampilkan dalam format simbolik melalui tampilnya keluarga (ibu tiger), di quote nya spiritualitas budhism, para jurnalis yang terpilih, tak ada tanya jawab, intonasi dan drama. Arahnya jelas bahwa they couldn't afford to loose such huge brand investment, so they did what ever necessary to restore it.

Dari 'macan' menjadi 'buaya', dan berharap kembali menjadi 'macan' lagi dengan sentuhan 'air mata buaya' ;)

Friday, February 19, 2010

Glocalized: Berakar dan bertaji lokal

Membincangkan inovasi sering perhatian kita tersita untuk melirik gemerlap kemajuan teknologi informasi dan digital, padahal syarat eksistensial dari inovasi adalah market acceptance, dan tentu syarat perlu adanya penerimaan pasar adalah relevansi antara demand dengan atribut benefit yang muncul sebagai solusi. Jelas maka inovasi harus melalui proses kontekstualisasi sejak ide masih di langit kesadaran, sampai terwujud dalam realitas komersial. Itulah maka Teknologi informasi dan gemerlap dunia digital bukanlah satu satunya wahana bagi lahirnya temuan temuan baru.

Indonesia adalah negara yang kaya akan sumber daya alam, saya ingat bahwa berbagai merek legendaris justru lahir karena besarnya kandungan alamiahnya. Mari kita jajarkan saja brand mendunia model Kecap Cap Bango, Sampoerna, Indomie, Kopi Kapal Api semuanya memiliki ciri yang sama yaitu kandungan lokal yang besar,yang kemudian di dukung oleh tingkat konsumsi nasional yang besar, baru kemudian bisa tampil di kancah dunia. Jadi agaknya sebelum sebuah produk inovasi mengglobal maka dia perlu kuat di pasar lokal terlebih dahulu.

Belakangan perhatian saya tersita oleh dua inovasi produk lokal yang menjanjikan, dimana keduanya mengandalkan kuatnya kandungan bahan baku lokal sambil membangun diferensiasi produk melalui kemampuan meracik campuran kandungan lokal itu sambil menyajikan solusi cerdas.

Pertama saya melirik sebuah minyak angin dengan aroma unik. Produk ini cerdas karena tampil beda ditengah dominasi eksisnya beragam produk sejenis yang sudah mapan. Baik dari segi kemasan, brand ,maupun atribut produknya yang amat berbeda. Jika minyak angin biasa identik dengan obat sakit, berbau menyengat, dan kemasan klasik menoinjolkan kemurnian dan warna minyaknya, maka Safe Care tampil layaknya produk minyak wangi. Kemasan roll on nya juga brand yang berbahasa inggris, dan klasifikasi produk baru yang diperkenalkannya yaitu minyak angin aromatherapy sungguh menonjolkan produk ini ketimbang minyak angin lainnya.

Pola distribusi klandesteinnya pun amat menarik, menggunakan jejaring klaster klaster kesehatan dan apotik menengah atas meunjukan betapa target yang disasar sangat relevan dengan keunikan posisi produk ini.

Produk kedua yang adalah Kopi Jahe 41, keberanian produk ini tampil ditengah pasar yang sedemikian crowded dan didominasi pemain besar sungguh mencengangkan saya. Betapa tidak bila kita sempatkan saja ke Hypermarket, maka produk kopi instan akan tampil berderet dalam satu lorong yang panjang.

Dengan metode distribusi klandestein juga produk ini mampu mendominasi warung kecil, warung kopi, tukang kopi keliling dan berbagai outlet menengah bawah. Kopi Jahe 41 menggunakan kandungan lokal, dengan produksi yang diawali inisiatif industri rumahan serta positioning produk yang tegas menyasar menengah kebawah, atribut produk ini dibangun konsisten dengan strategi pemasarannya. Kehadiran produk ini sempat memancing reaksi dari pemain besar untuk ikut masuk kepasar sejenis melawan keberhasilan nya eksis di ceruk pasar yang baru

Sudah menjadi realitas bahwa produk global terutama dari tiongkok akan mendera konsumen kita, namun keyakinan masih ada dengan hadirnya inovasi berakar dan bertaji lokal, berakar karena mengoptimalkan kandungan  bahan baku nusantara, sementara bertaji lokal karena mampu menjawab kebutuhan pasar indonesia dengan konsumsi konsumen yang merupakan kekuatan utamanya.

Wednesday, February 17, 2010

Buon giorno !

Pagi ini terasa nyaman, berangkat dari rumah saya sempatkan membuka dua jendela kamar. Nikmatnya hembusan dingin lembut udara pagi saya rasakan sebentar, disisakan semuanya untuk anak-anak yang masih lelap tersenyum. Disamping deraan oksigen yang menggantikan dominasi zat arang dikamar, saya pun menikmati pemandangan indah , wajah si kecil Azzam biasanya terlihat berpendar seolah bercahaya dipagi hari.

Rutinitas awal hari selalu indah, karena seolah alam ini di rejuvinate, di seting ulang dengan indahnya. Para ilmuwan mengungkapkan betapa sistem embun pagi menangkap partikel debu dan polutan setiap harinya. Semakin siang, semakin terbebas debu dan polutan itu dari cengkraman embun pagi, dan kita merasakan ringanya tarikan nafas saat fajar terkuak.

Jiwa kitapun mendapati manfaat, karena di Jakarta kemacetan adalah faktor penyebab stress yang dominan. terlebih semakin siang semakin kompleks konten siaran radio di mobil diisi dengan debat dan talkshow prime time yang cenderung meng-amplify faktor stress itu. Sementara sebelum jam 6 stasiun radio seolah mengalunkan kombinasi spiritualitas, dan kesejukan menambah suasana nyamannya jalan yang lapang hingga tujuan.

Keindahan pagi pun bisa di kondisikan dengan berbagai aktifitas tambahan, namun yang paling terasa dampaknya adalah sentuhan spiritual. Tak heran agama seolah memaksa kita untuk memulai aktivitas sedini mungkin dan melanjutkannya di waktu yang tepat, waktu duha. Sunnah yang satu ini konon diibaratkan sebagai sedekah yang meliputi berbagai sedekah, bagi saya hikmahnya adalah betapa sedekah ini terasa tak hanya bagi yang didoakan namun subyeknya adalah kita sendiri yang seolah berdamai dengan hari diawal ketika kita memulainya

Ada lebih dari 250 cara mengucapkan selamat pagi, bagi saya tulisan ini cukup melukiskan senyuman yang saat ini tergambar di wajah dan hati saya.

Tuesday, February 16, 2010

E-CR3471v3

Para orang tua cenderung anak anaknya jadi engineer, dokter, akuntan, dan banyak profesi lain yang mengedepankan kecanggihan otak kiri, namun kini trend baru sudah terkuak .Konon orang yang dominan berpikir dengan menggunakan bilik kanan otaknya akan survive bahkan unggul di dunia yang semakin kompleks ini, demikianlah tema besar tulisan Daniel Pink : A Whole New Mind: Why Right-brainers Will Rule the Future.

Dalam tulisannya Pink memetakan 4 zaman yang diawali dengan zaman agrikultur, lanjut ke industri, lalu informasi dan yang keempat Pink menamakannya sebagai era konseptual. Di era terakhir tersebut Pink memfokuskan bahasannya, pemikiran ini pun sempat dikutip Presiden SBY bahwa kini adalah era ekonomi gelombang ke empat, suatu era yang berorientasi pada kreativitas.

Kreativitas menurut Pink adalah competitive differentiator, ditengah kondisi kompetisi dan kelimpahan informasi yang sedemikian ketatnya untuk bisa terlihat maka diferensiasi amat penting. Buku ini banyak mendapatkan kritik karena lemah reasoning statistik nya (its about rightbrainer anyway) namun di Blog nya Pink sempat mengkutip sebuah fakta yang menarik. Bahwa resource waktu untuk menyelenggarakan semusim superbowl adalah 514 ribu jam kerja per tim nya, sama dengan 8 kali waktu yang dibutuhkan untuk mendesain, membuat, mendistribusikan iPod. Maka dengan resource yang sama satu tim superbowl bekerja bisa menghasilkan iPod, iPod shuffle, iPod nano, iPod Touch, dan empat generasi iPod selanjutnya.

Relevansi ekonomi koseptual dengan berbagai atributnya kini menjadi buzz word di Indonesia dengan kisah bertajuk ekonomi kreatif. Saya berharap mengemukanya konsep ekonomi kreatif bukan karena kegagalan industri Indonesia dan menjadikan ekonomi kreatif sebagai jalur eskapisme, Deperindag pernah menyitir bahwa ekonomi kreatif kontribusinya sudah diatas 6% PDB, dan sudah melewati 10% total Ekspor Nasional.  Kontribusi industri kreatif sudah melampaui kontribusi sektor komunikasi, transportasi, listrik, dan air bersih dan 5 tahun kedepan dominasinya akan menguat di proyeksikan akan mengkontribusikan 10% PDB nasional.

Produk unggulan Industri Kreatif sudah banyak yang mendunia, saya terkejut ketika mengetahui bahwa Market Leader suplai mutiara global bukanlah Jepang, apalagi Qatar. 40% suplai mutiara global kini di pasok dari Indonesia.

5,4 Juta orang sudah mengais rezeki di sektor ini, dan bertumbuhnya pelaku menuntut kehadiran kelas pekerja baru (The creative class),  Terdapat 14 subsektor industri kreatif, beberapa sub sektor dominan seperti Periklanan, Fashion, Kerajinan, dan Musik sudah mengakar kuat dan dominan baik di pasar lokal maupun ekspor. Peluang masih terbuka lebar di sektor desain, konten multimedia, software, furniture, dll.

Beberapa momentum penting juga dicatat sebagai faktor kondusif, diantaranya eksisnya teknologi IP dan Mobile serta konvergensinya yang mempermudah produksi maupun distribusi beberapa produk kreatif. Kini hanya dengen beberapa pedesain sebuah UKM Digital bisa bekerja dalam format mobile workers, menggunakan web services, lalu menjual produknya secra global melalui jaringan internet dan jejaring sosial.

Peluang sedemikian besar terbentang, proses selanjutnya adalah obyektifikasi dan tentunya eksekusi !

Monday, February 15, 2010

Cr3471v3

Salah satu tujuan saya mengumpulkan mainan lego, kertas gambar dan crayon, beberapa puzzle, memasang Wii dan menginstall software encarta di komputer  supaya si Humam mendapat stimulasi yang cukup untuk berkembang menjadi anak yang kreatif.

Belakangan  saya melihat ada sedikit manfaat yang sudah mulai terlihat. Bibit bibit kreativitas mulai muncul, pesawat lego humam sudah semakin kompleks, sudah multi layer dan tidak selalu simetris. Dalam hal menggambar dan mewarnai, goresan pesawatnya tak lagi tunggal, namun sudah mulai banyak dan juga mengandung cerita yang agak seru. Nah mengenai Wii, Humam adalah pengguna casual, dia nggak terlalu eager main video game. Namun untuk mengoprek PC sudah lumayan, barusan dia sudah mulai bikin slide power point pertamanya.

Saya pingin juga me-mix bibit krteativitas itu dengan disiplin, karena belakangan distorsi kreativitas datang dari mahluk bernama pengekangan sekaligus pembiaran. mendiang Prof. Randi Pausch pernah menyitir bahwa kreativitas yang menjadi sari pati bakat penciptaan atau rekayasa lahir ketika si anak di beri keleluasaan seluasnya untuk berekspresi.Namun disisi lain saya ingin si Anak juga punya self control yang akan membuat ide dan kreativitas menjadi suatu hal yang executable, workable bahkan nantinya berguna.

Jadi Humam saat ini harus beresin mainannya dengan rapih, harus mandi sendiri dan pakai pakaian sendiri , makan sendiri, mulai punya jadwal dan dilatih merancang planning-nya secara mandiri. Dan sebagai reward-nya bulan depan saat ulang tahun, sepeda warna metallic incaran saya itu bolehlah jadi hadiah ulang tahunnya.

Friday, February 12, 2010

Kuman Kumon

Satu hal positif dari plesetan, saya dapati dari peristiwa yang telah berlalu 5 tahun, 3 bulan lalu dan 5 jam yang baru lewat. Suatu sore yang macet di rasuna said saya melihat sebuah billboard di jembatan penyebrangan, sebuah brand yang unik. Waktu itu saya salah membacanya mungkin karena sambil menyetir maka selintas saja terlihat tulisan 'Kuman'. Padahal konten iklan itu tentang sebuah lembaga pendidikan anak yang mengkhususkan pada penanaman ketrampilan berhitung dan matematika melalui latihan dan pembiasaan, ya Kumon lah yang kemudian saya ingat, setelah berkali kali melintas billboard itu dan tak salah lagi membacanya..

5 tahun kemudian saat yang sama anak saya sudah lewat 5 tahun usianya, istri saya menganjurkan untuk memasukan Humam ke Kumon di dekat rumah. Terbayang memori lampau dan diiringi rasa ingin tahu yang berpilin dengan harapan, segera saja saya setuju dan mendukung niatan itu.

Hari ini, 5 jam yang lalu setelah lebih dari 3 bulan Humam berkutat dengan Kumon, setiap hari dia isi dengan mengerjakan baris demi baris soal pekerjaan rumahnya, terkadang dengan kesalnya karena harus menjeda permainan atau menunda nonton Tom and Jerry yang sedemikian dia senangi. Ya hari ini saya menerima rapor Kumon Humam, tertulis kalau dia sukses naik ke level 2A dengan predikat Alhamdulillah Baik Sekali;).

Saya juga menyaksikan selama ini bahwa betapa anak kecil itu melahap soal matematika dengan santai, soal berhitung yang bagi sebagian anak anak lain adalah mimpi buruk, kadang menjadi leisure time buat humam. Sekali waktu saya lihat betapa dia bisa demikian cepatnya menggarap soal soal itu seolah tanpa berfikir mengisi kolom demi kolom, sambil santai tengkurap dan memain mainkan pensilnya.

Metode model begini ternyata tak sekedar membuat anak pintar, tapi saya bersyukur bahwa yang lebih penting dari itu adalah aktivitas rutin ini menjadi engagement media yang efektif untuk memperkenalkan dan menstimulasi anak bersiap menghadapi konstruksi berfikir logis. Untuk itu penting rasanya memperkenalkan anak anak dengan aktivitas model begini sedini mungkin.

Tak heran saya akhirnya menerima hikmah Kumon seolah sebagai 'Kuman', yang pelan pelan masuk ke alam pikir mentransmisikan wabah positif matematika, saya berharap Humam bisa demam akibat 'Kuman' yang satu ini, demam untuk mengasah logikanya setiap hari. Selamat ya Nak, terimakasih 'Kuman' Kumon !

Wednesday, February 10, 2010

Socrates pun termehek mehek

Belakangan kami senang menonton program reality show di TV. Kawan kawan ada yang mengidentikan kebiasaan ini dengan aktivitas 'mencandu sampah' audio visual. Sedang saya mencoba memandangnya dari perspektif berbeda, semata karena kami duduk disofa menyaksikan episode demi episode itu tidak sebagai couch potato, namun ada sekelumit pengalaman lain yang kami rasa layak di bagi tuliskan.

Favorit kami pertama adalah 'Masihkah Engkau Mencintaiku', sedangkan yang kedua tentu saja 'Termehek-Mehek'; dua reality show ini menggunakan metode klasik yang sama, yaitu bertanya. Ya ...bertanya dan terus mempertanyakan adalah sebuah cara yang akan menggiring kita pada pola pikir rasional, membuka sedikit demi sedikit kebenaran yang obyektif, dan menerbitkan ide ide. Acara ini mengingatkan saya pada Metode Socrates, sebuah pendekatan yang kemudian menginspirasi kelahiran Case Method di sebuah sekolah hukum dan bisnis nun jauh di belahan benua Amerika sana. 

Sementara di ameriki sini, saya menyaksikan seolah sebuah kasus di bacakan di awal acara itu, dan ketika pertanyaan demi pertanyaan terjawab dengan berbagai respon yang berkonflik satu sama lain, bahkan dramatik, maka sedikit demi sedikit problempun teridentifikasi.

Di kelas 'Masih kah Kau Mencintaiku',  Prof. Helmi Yahya akan mulai melontarkan pertanyaan pertanyaan yang membuka berbagai alternatif arah action, dan respon dari panelis akan tampil menggambarkan analisis konsekuensi logikal. Demikian juga di 'Termehek mehek', setiap ada clue baru selalu diikuti pertanyaan demi pertanyaan, keraguan dan misteri yang seakan perlu dikuak.

Aura psikologis biasanya mulai tampil dalam bentukan seolah acara acara ini adalah media Terapi Kognitif. Panelis akan tampil bagai Terapis yang berkolaborasi dengan klien mencoba menguji asumsi asumsi yang berkembang, dan mempertanyakan kembali berbagai belief yang terkadang terlihat sebagai akar penyebab konflik. Membongkar berbagai belief itu, dan membangun sebuah dialog yang emosional, namun mencerahkan. Sering kita menyaksikan para obyek acara ini seolah tersedak atau hanya sekedar berhenti sejenak setelah strucked by lightning terkena sentuhan hikmah dari dialog dialog yang terbangun.

Di akhir acara apapun keputusannya, berbagai opsi telah dibahas, juga penyebabnya. Disaat inilah sering kita ber refleksi dan menggunakan hikmah dari setiap kasus sebagai bahan renungan. Kadang kami membincangkan kasus demi kasus, mengulang menonton nya kembali di youtube, atau sekedar merangkai satu episode sebagai insight bagi episode lainnya.

Proses belajar kita dalam membina keluarga mengandalkan pengalaman kita yang diturunkan oleh orang tua kita masing masing, untuk menambah bobotnya kadang kita bisa baca berbagai literatur, mengikuti talkshow, dan kini kita pun melihat dengan bijak produk multimedia berwujud reality show ini untuk menjadikannya sebagai bahan renungan. Memang kasus dami kasus yang tampil adalah kasus konflik berat, bahkan terkesan kasus devian, namun dari simulasi ekstrem akan lebih terlihat hikmah yang dapat diambil.

Jika di Harvard Business SchoolMBA student setidaknya harus melahap 500 kasus bisnis, nah sementara kami di kelas MLR (My Family Living Room) sedikit belajar tentang hidup dari Socrates yang termehek mehek.

Tuesday, February 9, 2010

filosofi zillij

Mozaik yang menjadi ciri khas arab berkembang di berbagai belahan dunia, ornamen geometris islami yang di kenal sebagai zillij di maroko ini menjadi ciri berkembangnya seni islam. Tak hanya di arab, eropa, maghribi, persia, india, cina, bahkan sampai juga di Indonesia yang konon dimanifestasikan dalam pola repetisi di seni membatik. Keunikan dari bentukan desain ini adalah ciri mozaiknya, dimana bentukan yang kompleks lahir dari kepingan sederhana yang berulang.

Secara historis kelahiran mozaik merupakan antithesis budaya fetishism yaitu pemujaan terhadap berhala, tubuh dan mahluk, paham yang di kritik oleh syariah. Mozaik yang mampu mengekspresikan keindahan tanpa mentransmisikan nafsu badaniyah (bahkan haywaniyah) menghiasi berbagai medium termasuk arsitektur, perkakas, kriya, mode, bahkan batu nisan.

Secara filosofis zillij adalah manifestasi semangat KeTuhanan. Misalnya keberadaan titik pusat mozaik yang sering berupa bintang sisi delapan ditengah merupakan simbolisasi eksistensi Tuhan sebagai awal dari segala sesuatu, alurnya yang kemudian berulang dari tengah keluar adalah Wujud proses penciptaan Alam Semesta dimana berasal dari Tuhan. Dan Tuhan menciptakan alam semesta ini dengan penuh keteraturan, inilah fenomena zillij yang lain dimana keteraturannya dapat dimodelkan dalam permodelan matematika yang mutakhir melampaui zamannya

Ornamentasi yang berulang sampai jumlah yang banyak bahkan sampai Tak terhingga lagi lagi merupakan clue akan Sifat Tuhan yang tak hingganya meliputi segala sesuatu. Dan impresi puncak dari wujud ornamen geometris islami ini adalah Keindahan yang terlihat ketika oramen membentuk bentukan yang sempurna dari kepingan yang subtil.

Tuhan menciptakan Alam, ciptaan yang kompleks namun beraturan.
Disempurnakannya sehingga mewujud menjadi keindahan

Viral Booster

It is true that  biological phenomenon inspired mankind to understand their being, the case of virus existence assure that. Virus word have a true meaning as poison, something terrible for human. More than 50 thousands kind of virus recognized life in our planet, a bunch of them just attack my family.

From the other point of view we may learn contrary perception which is positive. One of that is the virus way of replicate themselves which i considered as one of God's miracle. This writing will mark my stepping stone in learning how biological phenomenon inspired IT and Marketing through the help of virus.

Long time the words 'viral marketing' had become a buzzword, Management consultants McKinsey & Co. estimate that twothirds

of the US economy is driven by word of mouth. After Ponzi sheme and MLM which already negatively perceived,  the concept deals with how to ignite people to pass on the message from one to another self willingly, not just create word of mouth what more important is that to getting a message out with little time, minimal budgets, and maximum impact.

 To create such condition the credo of 'Content is a King' is really true. The content which people like to share, because if people like to pass it along thats what really about. So it is important to create and execute an idea that's intriguing enough to get consumers to interact. Viruses do not spread by chance. They let the high-frequency behaviors of their hosts carry them into new territories.

One of the successfull content strategy which already become a classic case was 'The Hire' movie created for BMW brand. This campaign was made after eight short film being made by eight well known director among them are Ang Lee, Guy Ritchie...the story highlighted the performance aspects of various BMW automobiles, and the end results were staggering: the series had been viewed over 100 million times in four years and had changed the way products were advertised. Several companies attempted to capitalize on the success of BMW's film series. In 2002, the Nissan car company produced their own short film featuring their newly reintroduced 350Z. Entitled The Run.

Yes ! high quality movie was the huge content for viral marketing, but The Hire campaign was suspended because the cost was so high. There are several tactical booster which can be add to amplify cheaper media presence. One of the idea was to create leak.

The release of the 2007 concept album Year Zero by Nine Inch Nails involved a leaking tactics, including the band leaving USB drives at concerts. This was followed up with a series of interlinked websites revealing clues and information about the dystopian future in which the album is set.

Other booster was rumors spreaded through gossip show, here in Indonesia the highest occupier of air wave are infotainment, one gossip show can ignite the first blow, and the tipping point will be reached after the artist become a centerpoint of the crowd with mic and camera, chasing their statement. Not long before people start to talk about the issue as the object of mind control.

For personal brand gossip media can be used, but it is too difficult to control how the perception will be created after control is under the media not the object. Media relation strategy can be applied to deal with such turbulence. The advanced form of it was when Richard Branson made headlines by appearing to jump naked into New York's Times Square to promote his company's new cell-phone service.

I have a silly idea that rather than advertise a serial of campaigns on Free calls, mobile operator may facilitate such manufactured leak that their service can be used for free if people use some secret code, this type of underground campaign will spread through social networks, people will send email, quoted in chat room even passed on from one group to another. People will talk about it, an information being leveraged as important tips, and those tips will spreaded as rumors. At the end of the day the operator can fill the air wave with concluded Ad that their brand is truly free, the secret code become common code, and another case sealed by success.

Viruses do not become epidemics until they reach the tipping point and those creature are smarter: They find a way into the host under the guise of another.