Wednesday, February 17, 2010

Buon giorno !

Pagi ini terasa nyaman, berangkat dari rumah saya sempatkan membuka dua jendela kamar. Nikmatnya hembusan dingin lembut udara pagi saya rasakan sebentar, disisakan semuanya untuk anak-anak yang masih lelap tersenyum. Disamping deraan oksigen yang menggantikan dominasi zat arang dikamar, saya pun menikmati pemandangan indah , wajah si kecil Azzam biasanya terlihat berpendar seolah bercahaya dipagi hari.

Rutinitas awal hari selalu indah, karena seolah alam ini di rejuvinate, di seting ulang dengan indahnya. Para ilmuwan mengungkapkan betapa sistem embun pagi menangkap partikel debu dan polutan setiap harinya. Semakin siang, semakin terbebas debu dan polutan itu dari cengkraman embun pagi, dan kita merasakan ringanya tarikan nafas saat fajar terkuak.

Jiwa kitapun mendapati manfaat, karena di Jakarta kemacetan adalah faktor penyebab stress yang dominan. terlebih semakin siang semakin kompleks konten siaran radio di mobil diisi dengan debat dan talkshow prime time yang cenderung meng-amplify faktor stress itu. Sementara sebelum jam 6 stasiun radio seolah mengalunkan kombinasi spiritualitas, dan kesejukan menambah suasana nyamannya jalan yang lapang hingga tujuan.

Keindahan pagi pun bisa di kondisikan dengan berbagai aktifitas tambahan, namun yang paling terasa dampaknya adalah sentuhan spiritual. Tak heran agama seolah memaksa kita untuk memulai aktivitas sedini mungkin dan melanjutkannya di waktu yang tepat, waktu duha. Sunnah yang satu ini konon diibaratkan sebagai sedekah yang meliputi berbagai sedekah, bagi saya hikmahnya adalah betapa sedekah ini terasa tak hanya bagi yang didoakan namun subyeknya adalah kita sendiri yang seolah berdamai dengan hari diawal ketika kita memulainya

Ada lebih dari 250 cara mengucapkan selamat pagi, bagi saya tulisan ini cukup melukiskan senyuman yang saat ini tergambar di wajah dan hati saya.

No comments:

Post a Comment