Tuesday, February 16, 2010

E-CR3471v3

Para orang tua cenderung anak anaknya jadi engineer, dokter, akuntan, dan banyak profesi lain yang mengedepankan kecanggihan otak kiri, namun kini trend baru sudah terkuak .Konon orang yang dominan berpikir dengan menggunakan bilik kanan otaknya akan survive bahkan unggul di dunia yang semakin kompleks ini, demikianlah tema besar tulisan Daniel Pink : A Whole New Mind: Why Right-brainers Will Rule the Future.

Dalam tulisannya Pink memetakan 4 zaman yang diawali dengan zaman agrikultur, lanjut ke industri, lalu informasi dan yang keempat Pink menamakannya sebagai era konseptual. Di era terakhir tersebut Pink memfokuskan bahasannya, pemikiran ini pun sempat dikutip Presiden SBY bahwa kini adalah era ekonomi gelombang ke empat, suatu era yang berorientasi pada kreativitas.

Kreativitas menurut Pink adalah competitive differentiator, ditengah kondisi kompetisi dan kelimpahan informasi yang sedemikian ketatnya untuk bisa terlihat maka diferensiasi amat penting. Buku ini banyak mendapatkan kritik karena lemah reasoning statistik nya (its about rightbrainer anyway) namun di Blog nya Pink sempat mengkutip sebuah fakta yang menarik. Bahwa resource waktu untuk menyelenggarakan semusim superbowl adalah 514 ribu jam kerja per tim nya, sama dengan 8 kali waktu yang dibutuhkan untuk mendesain, membuat, mendistribusikan iPod. Maka dengan resource yang sama satu tim superbowl bekerja bisa menghasilkan iPod, iPod shuffle, iPod nano, iPod Touch, dan empat generasi iPod selanjutnya.

Relevansi ekonomi koseptual dengan berbagai atributnya kini menjadi buzz word di Indonesia dengan kisah bertajuk ekonomi kreatif. Saya berharap mengemukanya konsep ekonomi kreatif bukan karena kegagalan industri Indonesia dan menjadikan ekonomi kreatif sebagai jalur eskapisme, Deperindag pernah menyitir bahwa ekonomi kreatif kontribusinya sudah diatas 6% PDB, dan sudah melewati 10% total Ekspor Nasional.  Kontribusi industri kreatif sudah melampaui kontribusi sektor komunikasi, transportasi, listrik, dan air bersih dan 5 tahun kedepan dominasinya akan menguat di proyeksikan akan mengkontribusikan 10% PDB nasional.

Produk unggulan Industri Kreatif sudah banyak yang mendunia, saya terkejut ketika mengetahui bahwa Market Leader suplai mutiara global bukanlah Jepang, apalagi Qatar. 40% suplai mutiara global kini di pasok dari Indonesia.

5,4 Juta orang sudah mengais rezeki di sektor ini, dan bertumbuhnya pelaku menuntut kehadiran kelas pekerja baru (The creative class),  Terdapat 14 subsektor industri kreatif, beberapa sub sektor dominan seperti Periklanan, Fashion, Kerajinan, dan Musik sudah mengakar kuat dan dominan baik di pasar lokal maupun ekspor. Peluang masih terbuka lebar di sektor desain, konten multimedia, software, furniture, dll.

Beberapa momentum penting juga dicatat sebagai faktor kondusif, diantaranya eksisnya teknologi IP dan Mobile serta konvergensinya yang mempermudah produksi maupun distribusi beberapa produk kreatif. Kini hanya dengen beberapa pedesain sebuah UKM Digital bisa bekerja dalam format mobile workers, menggunakan web services, lalu menjual produknya secra global melalui jaringan internet dan jejaring sosial.

Peluang sedemikian besar terbentang, proses selanjutnya adalah obyektifikasi dan tentunya eksekusi !

No comments:

Post a Comment