Friday, February 12, 2010

Kuman Kumon

Satu hal positif dari plesetan, saya dapati dari peristiwa yang telah berlalu 5 tahun, 3 bulan lalu dan 5 jam yang baru lewat. Suatu sore yang macet di rasuna said saya melihat sebuah billboard di jembatan penyebrangan, sebuah brand yang unik. Waktu itu saya salah membacanya mungkin karena sambil menyetir maka selintas saja terlihat tulisan 'Kuman'. Padahal konten iklan itu tentang sebuah lembaga pendidikan anak yang mengkhususkan pada penanaman ketrampilan berhitung dan matematika melalui latihan dan pembiasaan, ya Kumon lah yang kemudian saya ingat, setelah berkali kali melintas billboard itu dan tak salah lagi membacanya..

5 tahun kemudian saat yang sama anak saya sudah lewat 5 tahun usianya, istri saya menganjurkan untuk memasukan Humam ke Kumon di dekat rumah. Terbayang memori lampau dan diiringi rasa ingin tahu yang berpilin dengan harapan, segera saja saya setuju dan mendukung niatan itu.

Hari ini, 5 jam yang lalu setelah lebih dari 3 bulan Humam berkutat dengan Kumon, setiap hari dia isi dengan mengerjakan baris demi baris soal pekerjaan rumahnya, terkadang dengan kesalnya karena harus menjeda permainan atau menunda nonton Tom and Jerry yang sedemikian dia senangi. Ya hari ini saya menerima rapor Kumon Humam, tertulis kalau dia sukses naik ke level 2A dengan predikat Alhamdulillah Baik Sekali;).

Saya juga menyaksikan selama ini bahwa betapa anak kecil itu melahap soal matematika dengan santai, soal berhitung yang bagi sebagian anak anak lain adalah mimpi buruk, kadang menjadi leisure time buat humam. Sekali waktu saya lihat betapa dia bisa demikian cepatnya menggarap soal soal itu seolah tanpa berfikir mengisi kolom demi kolom, sambil santai tengkurap dan memain mainkan pensilnya.

Metode model begini ternyata tak sekedar membuat anak pintar, tapi saya bersyukur bahwa yang lebih penting dari itu adalah aktivitas rutin ini menjadi engagement media yang efektif untuk memperkenalkan dan menstimulasi anak bersiap menghadapi konstruksi berfikir logis. Untuk itu penting rasanya memperkenalkan anak anak dengan aktivitas model begini sedini mungkin.

Tak heran saya akhirnya menerima hikmah Kumon seolah sebagai 'Kuman', yang pelan pelan masuk ke alam pikir mentransmisikan wabah positif matematika, saya berharap Humam bisa demam akibat 'Kuman' yang satu ini, demam untuk mengasah logikanya setiap hari. Selamat ya Nak, terimakasih 'Kuman' Kumon !

No comments:

Post a Comment