Friday, June 25, 2010

Sekarang

Kekinian adalah realitas yang subtil, namun kekhawatiran kita untuk masa depa membuat diperlukannya obyektifikasi cara pandang terhadap situasi sekarang. Sebaliknya ketidak nyamanan dan kegalauan terhadap pengalaman aktuil membuat kitapun kehilangan kejernihan pandang.

Saatnya kita mencoba menggunakan logika tak biasa yang namanya perspektif renungan sejarah, jika kita bisa mengingat ngingat masa lalu, nuansa pikir saat itu, apa yang kita rasa dan bayangkan tentang masa depan yang tak lain kita tahu adalah sekarang, apakah yang sebenarnya tak kita duga, sejauh mana deviasinya, dan apa saja jikalau jikalau yang perlu kita lakukan yang dapat menggeser deviasi sejarah menjadi kenyataan yang berpihak pada kondisi ideal?.

Tentu selalu ada sedikit deviasi, apakah mikrospokik bahkan gigantik. Kesenjangan antara harap cemas dengan realitas menimbulkan pengalaman depresif, terima saja dengan paham hidup yang tak mungkin linier namun dinamik. Bahwa kehidupan adalah proses pembelajaran panjang yang sudah pasti harus dilalui, dan guru tama adalah pengalaman dan penghayatan terhadap pengalaman itu.

Selanjutnya tentu dibutuhkan proses reinventing the vision yang tak lain adalah sekedar keberanian kita untuk meletak ulang bayangan masa depan yang realistik dan optimistik. Kedepan kita akan menjadi dan mewujud, sebuah bayangan transparan yang jujur, yang tanpa pretensi harus di tegakkan didepan kita untuk dijalani, kemudian di jadikan.

Sejak Sekarang.

No comments:

Post a Comment