Friday, January 29, 2010

Diskon yang kreatif

Merespon perang tarif tentu tak harus dengan melakukan diskon secara menyeluruh, produk perawatan tubuh seperti shampo, lotion, dan produk personal hygiene menggunakan pendekatan volume bonus untuk menambah value produknya. Kita bisa melihat kemasan sachet beberapa produk bertambah panjang, atau ukuran kemasan susu cair kegemaran anak saya jadi lebih besar.

Aspek visual pada kemasan untuk mengkomunikasikan value leverage memudahkan campaign produk, bagaimana dengan produk yang kemasanya irrelevan seperti layanan telekomunikasi ?. Agaknya efektivitas beriklan di media yang paling masif seperti TV tetap jadi pilihan utama, upaya peningkatan efektifitas kreatif dan konsistensi deraan (cumulative increments) placementlah yang jadi andalan.

Namun belakangan atribut murah mendapati noise serupa yang datang dari kompetitor konsisten mendengungkan pesan yang sama, konsumen bisa mencapai titik jenuh, bahkan kejenuhan bisa berbalik menjadi distrust. Beberapa eksekusi kreatif mencoba meningkatkan faktor like-ability iklan melalui endorser, humor dan alunan musik, namun like-ability yang tinggi bisa berbalik menurunkan daya tangkap (recall) audiens.  Orang bisa suka menonton iklan tertentu, menghapal lagunya, dialognya bahkan celetukannya. Namun belum tentu orang orang tergerak untuk suka pada produknya.

Direct mentioning suatu brand dengan satu kata atribut benefit brand itu secara konsisten mungkin bisa menjadi anchor persepsi konsumen, ujaran ber rima (rhyme), dialek, ujaran dan keunikan kata bisa dimanfaatkan.

Creative Execution pada dasarnya adalah sebuah upaya meracik berbagai bahan dan bumbu, karena tujuannya sama to satisfy the sense, and persuade mind to act further, the trully art of illusion.

No comments:

Post a Comment