Sepertinya Magnum cafe memang sengaja menciptakan antrian, bagian dari proses
brand delivery-nya. Bahwa dng membuat org merasakan 'penderitaan' mengantri
maka imagery eksklusivitas dan harapan di dorong sedemikian rupa shg
saat moment of truth konsumsi terjadi
maka merk magnum menyusup ke alam bawah sadar. Lihatlah setelah kita di
persilahkan masuk , perjalanan memutar meniti karpet merah dan sisi
display panjang, lalu masuk ruang yg suasananya ter bangun searah.
Saya juga memperhatikan ada lebih dari 5 meja kosong di dalam resto ini, bahkan di outdoor cafee nya belum ada seorangpun menempati, namun sewaktu saya meninggalkan lokasi, diluar ada lebih dari 10 orang mengantri, yang tentu seharusnya dapat tertampung didalam segera. Antrian tetap di pertahankan, orang yang mengantri tak tau apa yang terjadi di dalam. Diluar aspek strategi pemasaran yang unik, brand owner selaiknya memperhitungkan faktor etika. Membiarkan konsumen berdiri, sebagian orang tua dan anak anaknya, adalah sebentuk arogansi. Marketing is an art of deception !